Angkatan'66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Korporatokrasiadalah jaringan yang bertujuan memetik laba melalui cara-cara korupsi, kolusi, dan Nepotisme ( KKN ) dari negara-negara dunia ke tiga, termasuk Indonesia. sehingga sejak dini generasi-generasi muda di negara ini telah terlatih secara teori dan empirik terhadap bahaya laten Korporatokrasi yang terjadi pada setiap daerah Praktekkorupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi telah berhasil menghancurkan tatanan perekonomian dan pemerintahan di banyak negara, termasuk Indonesia pada tahun 1998. Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme sangat merugikan negara. Dampak yang ditimbulkan dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme tersebut diantaranya adalah sebagai DAMPAKKORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME Korupsi ( bahasa latin: courruptio dari kata kerja corrumpere, yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok). Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya Sayangnya andaian desentralisasi untuk kesejahteraan masyarakat daerah, tidak berjalan mulus. Bahaya laten macam korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam periode sentralistik Orde Baru, rupanya menjalar dalam praktik sentralisasi. Rupa-rupanya pula, sentralisasi hanyalah wujud lain yang lebih kecil dari sentralisasi. disebutcorruption, dan dalam Bahasa maraknya korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) oleh kepala daerah. Data hasil rilis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan Hal ini menandakan bahwa korupsi telah menjadi bahaya laten yang tidak bisa terbantahkan bahkan dalam pelaksanaan Pilkada sekalipun. Praktik korupsi yang massif terjadi APAITU KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME. November 08, 2018 KKN adalah suatu tindakan yang sangat merugikan bagi setiap kalangan masyarakat dan negara., dikarenakan KKN hanya menguntungkan suatu pihak tertentu yang memiliki kekuasaan berlebih sehingga orang-orang kecil dan jujur akan dirugikan. Oleh karena setiap hal yang berhubungan dengan Masalahsosial laten atau l atent social problem menjadi masalah yang cukup sulit diatasi karena ketidaksadaran masyarakat akan masalah tersebut. Berikut yang termasuk masalah sosial laten adalah . balapan liar di jalan raya. perampokan di perkotaan. korupsi, kolusi, dan nepotisme. kurang disiplin dalam bekerja. Akibatakibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) ini adalah : 1. Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari, gangguan terhadap penanaman modal, terbuangnya keahlian, bantuan yang lenyap. 2. ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh militer, menimbulkan ketimpangan sosial budaya. 3. Memang memperpanjang masa jabatan presiden merupakan bahaya laten di banyak negara berkembang. Apalagi di Indonesia, negara yang tidak bisa lagi melahirkan pemimpin, kecuali segelintir lapisan elite yang rakus. Lapisan elite yang dendam kepada masa lalu yang miskin, sehingga saat berkuasa melampiaskan nafsu berkuasanya secara tak malu-malu. vf3RP. Laten tidak terlihat...Jadi, korupsi, kolusi, nepotisme itu gak terlihat tapi terjadi sangat parah...Kita sebut itu rahasia umum... rahasia yang udah diketahui masyarakat berlangsung secara terus menerus disini tertulis merugikan masyarakat/ berlangsung secara terus menerus. menurut anda mana yang paling tepat? Pengertian KorupsiFaktor penyebab korupsiFaktor internalSifat TamakGaya hidup konsumtifFaktor eksternalFaktor politikFaktor hukumFaktor ekonomifaktor organisasiPengertian kolusiCiri KolusiPengertian nepotismeContohnya Nepostisme – Pada Kesempatan ini pendidikanku akan membahas mengenai pengertian KKN korupsi, kolusi, nepotisme . untuk penjelasannya sebagai berikut Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat merugikan suatu bangsa, perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian Faktor penyebab korupsi Adapun faktor – faktor penyebab korupsi itu terdapat dua 2 diantaranya Faktor internal Faktor eksternal Penjelasannya dari faktor korupsi ialah sebagai berikut Faktor internal Faktor internal itu merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri. Terdapat beberapa faktor yang terdapat dalam faktor internal ini, diantaranya sebagai berikut Sifat Tamak Sifat tamak adalah sifat yang dipunyai manusia, biasanya sifat ini ingin di tiap-tiap harinya meinginkan kebutuhan yang lebih, namun cenderung selalu kurang akan sesuatu yang sudah di dapatkan. Gaya hidup konsumtif Manusia pasti mempunyai kebutuhannya masing masing serta untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut manusia juga harus mengonsumsi kebutuhan primernya sehari-hari, nah yang jadi masalah terkadang dengan perilaku tersebut tidak dapat mengibangi antara pendapatan dengan gaya hidup yang pada akhirnya memunculkan tindak korupsi. Faktor eksternal Secara umum penyebab dari korupsi ini banyak juga dari faktor eksternal, penjelasannya dari faktor eksternal ini diantaranya sebagai berikut Faktor politik Faktor politik merupakan salah satu dari faktor eksternal yang menimbulkan tindak korupsi. Di dalam dunia politik itu selalu saja terjadi persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Tiap-tiap dari anggota politik itu bersaing untuk bisa mendapatkan kekuasaan tertinggi, namun kadang atau sering kali cara untuk mendapatkan kekuasaan itu dilakukan dengan tidak benar, misalnya nya menyuap untuk mendapatkan kekuasaan namun dengan duit atau uang hasil korupsi. Faktor hukum Faktor hukum merupakan salah satu dari faktor eksternal yang dapat menimbulkan tindak korupsi. Mungkin kita sudah sangat sering sekali mendengar dengan kalimat ” Hukum Tumpul keatas tapi Lancip kebawah”. Kadang dalam hukum sendiri banyak sekali kekurangan dan kelemahan dalam menyelesaikan suatu masalah, hal tersebut sudah banyak sekali dibuktikan dengan adanya praktek suap dalam lembaga hukum. Sehingga dalam hal itu bisa kita lihat bahwa praktek korupsi itu sangatlah mungkin terjadi disebabkan karena banyak nya kelemahan dalam sebuah hukum yang mendiskriminasi sebuah masalah. Faktor ekonomi Untuk faktor ekonomi ini sangat biasa dan jelas sekali sebagai penyebab terjadinya tindakan dari korupsi. Manusia hidup itu memang terdapat kebutuhan primer, sekunder dan tersier, Namun tidak banyak manusia lebih condong mengarah kepada kebutuhan sekunder misalnya gaya hidup atau keperluan lain yang sebetul tidak begitu penting yang jika apabila ada peluang untuk korupsi maka akan mendorong mereka untuk melakukan tindakan korupsi tersebut. Baca juga artikel terkait Pengertian Kebutuhan Primer, Sekunder, Dan Tersier faktor organisasi Faktor organisasi merupakan salah satu dari faktor eksternal penyebab terjadinya tindakan korupsi. Didalam sebuah organisasi yang berdiri, biasanya selalu ada kelemahan dari struktur organisasi, ataupun aturan aturan yang kurang baik, serta juga kurang adanya ketegasan dalam diri seorang pemimpin itu biasanya itu terdapat tindak korupsi yang terjadi Di dalam suatu struktur organisasi itu akan terjadi suatu tindak korupsi apabila di dalam struktur yang ada itu belum ada rasa kejujuran dan kesadaran diri dari tiap-tiap pengurus ataupun juga anggota. Pengertian kolusi Kolusi merupakan suatu bentuk kerjasama antara pejabat pemerintah dengan oknum lain yang dilakukan dengan secara ilegal melanggar hukum untuk bisa mendapatkan keuntungan material bagi mereka. Di dalam bidang studi ekonomi, kolusi tersebut terjadi di dalam satu bidang industri di saat beberapa perusahaan saingan itu bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama. Kolusi sangat paling sering terjadi dudalam satu bentuk pasar oligopoli, yang mana keputusan beberapa perusahaan untuk bekerja sama, itu dapat dengan secara signifikan memengaruhi pasar secara universal. Kartel merupakan kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal ialah sebagai kolusi tersembunyi. Kolusi sendiri adalah sikap serta juga perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan dengan secara tersembunyi didalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau juga fasilitas tertentu Gratifikasi ialah sebagai pelicin agar segala urusannya itu dapat menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi tersebut paling sering terjadi dalam proyek pengadaan barang serta juga jasa tertentu umumnya itu dilakukan pemerintah. Ciri Kolusi Ciri-ciri dari kolusi jenis ini adalah Pemberian uang pelicin dari sebuah perusahaan tertentu kepada oknum pejabat atau juga pegawai pemerintahan supaya perusahaannya itu dapat memenangkan tender pengadaan barang serta juga jasa tertentu. Biasanya, imbalannya tersebut perusahaan tersebut akan kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya. Penggunaan broker perantara didalam pengadaan barang serta juga jasa tertentu. Padahal, seharusnya bisa dilaksanakan edngan melalui mekanisme G 2 G pemerintah ke pemerintah atau juga bisa G 2 P pemerintah ke produsen, atau dengan kata lain secara langsung. Broker di sini umumnya adalah orang yang memiliki jabatan atau juga kerabatnya. Jadi secara garis besar, Kolusi tersebut merupakan pemufakatan secara bersama untuk melawan hukum antar penyelenggara Negara atau juga antara penyelenggara dengan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat serta juga Negara. Cara pencegahannya ialah perusahaan atau negara itu membuat perjanjian kerjasama yang sehat dengan perusahaan atau negara lain yang dianggap itu tidak merugikan masyarakat untuk mencegah kolusi. Pengertian nepotisme Nepotisme merupakan pemanfaatan jabatan untuk bisa memberikan sebuah pekerjaan, kesempatan, atau juga penghasilan, bagi keluarga atau juga kerabat atau teman dekat pejabat, sehingga karena hal tersebut akan menutup kesempatan bagi orang lain. Lebih singkatnya Nepotisme berarti lebih mengutamakansaudara atau teman dekat itu dengan berdasarkan hubungan dan bukan berdasarkan kemampuan. Kata nepotisme biasanya dipakai dalam konteks derogatori. Contohnya Nepostisme Misalnya, Ada seseorang manajer dari salah satu perusahaan itu menaikan atau juga mengangkat jabatan karena saudaranya, dan hal tersebut dilakukan bukan dengan kualitasnya tapi berdasarkan Naluri. Kenapa naluri ? karena Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi kepada nepotisme itu ialah dengan berdasarkan sebuah naluri, sebagai salah satu bentuk ialah dari pemilahan saudara. Sekian dan terimakasih sudah membaca mengenai Pengertian Korupsi, Kolusi, Nepotisme, Faktor, Ciri, dan Contohnya, semoga apa yang dipaparkan diatas dapat menambah wawasan anda. terima kasih. Related postsTips Cara Beli ETH Ethereum di Binance 2022Cara Mencari Ide Konten YouTube yang Banyak PenontonTips Cara Membuat Instagram Reels Agar Menjangkau Lebih Banyak OrangTips dan Ide Bisnis Online Untuk PemulaCara Menghasilkan Uang Dengan Menonton VideoCara Memilih Niche Blog yang Bagus untuk Adsense Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Opini Mengenai KKNKorupsi,Kolusi,Nepotisme di IndonesiaDisusun untuk Memenuhi Nilai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Filsafat IlmuDosen Prof. Dr. Nadiroh, OlehNama Resti RapidawatiNIM 1401618109Kelas PPKn C 2018Program Studi Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanFakultas Ilmu SosialUniversitas Negeri Jakarta2018 1. PEMBAHASANApa Itu KKN?KKN Korupsi, Kolusi, Nepotisme merupakan benalu sosial dimana KKN ini merugikan banyak pihak dan hanya menguntungkan satu pihak saja. Dimulai dari Korupsi, korupsi sendiri memiliki arti suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan sangat buruk seperti menerima uang sogokan agar lancarnya suatu proyek/kepentingan, penggelapan uang, atau memakan uang orang lain untuk memperkaya diri seseorang ataukelompok tertentu. Bukan hanya tindakan dalam pekerjaan, menyontek juga merupakan salahsatu contoh tindak korupsi lho. Lalu ada Kolusi, kolusi yaitu tindakan persekutuan atau kerjasama untuk urusan yang memiliki tujuan tidak baik yaitu penyalahgunaan wewenang yang dimiliki oleh salah satu pejabat Negara. Kemudian ada nepotisme, nepotisme yaitu lebih memilih teman, sahabat, saudara untuk naik jabatan, atau menempatkannya yang bukan dibidang KKN bisa terjadi?Menjadi pertanyaan besar mengapa KKN bisa dengan mudah terjadi dan bahkan sering terjadi. Manusia dimana hakikatnya diciptakan dengan memiliki hawa nafsu. Moral yang sudah tertanam tidak baik dan juga memiliki mentalitas dalam dirinya yang buruk sehingga memiliki niat untuk melakukan kecurangan untuk kebahagiaan dirinya. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang bisa bersaing di dalam arti yang baik.” Di dalam persaingan diperlukan kualitas individu” Nadiroh, 2011 maksudnya pada jaman ini banyak orang yang hanya mencari kekayaan dalam tugasnya bukan melaksanakan tanggungjawab yang sudah diberikan kepadanya, kualitas individu sangat diabaikan dalam KKN. Faktor ekonomi-pun ada disini, dimana pendapatan yang rendah membuat rasa ingin berbuat curang-pun timbul. Kemudian ada rasa naluri yang kuat kepada kerabat dekat dimana simbiolosis mutualisme disini dijanjikan. Kemudian ada faktor dari manajemen kekuasaan dimana kurangnya pengawasan dan penegasan yang ada sehingga terbuka pintu cukup lebar untuk seseorang melakukan KKN. Dimana seseorang akan mengganggap bahwa penyimpangan yang dilakukannya aman jika tidak ketahuan sehingga akan menjadi budaya dalam pekerjaannya. Di Indonesia sendiri KKN telah menjadi penyakit sosial yang sangat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dari upaya mewujudkan keadilan sosial,kemakmuran dan kemandirian, bahkan memenuhi hak-hak dasar kelompok masyarakat rentan fakir miskin, kaum jompo dan anak-anak terlantar. Dalam prakteknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh karena sangat sulit memberikan pembuktian-pembuktian yang otentik. Disamping itu sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti. Namun akses perbuatan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN ini merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu kondisi dan akibat dari KKN?KKN merupakan tindakan yang sangat tidak patut dilakukan karena menimbulkan kerugian baik terhadap individu maupun orang. Kondisi dan akibat dari adanya perilaku KKN ialah merugikan Negara, orang banyak, dan bisa merusak moral bangsa. Perilaku ini juga menghambat cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke-4. KKN merupakan benalu sosial dimana merusak struktur pemerintahan itu sendiri serta memperlambat pembangunan bangsa. Menurunnya tingkatkesejahteraan menyengsarakan rakyat, kerusakan lingkungan sumber daya alam, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan, hilangnya modal manusia yang handal, rusaknya moral masyarakat secara besar-besaran bahkan menjadikan bangsa pengemis merupakan cerminan dari dampak KKN. “akibat korupsi adalah ketidak efisienan, ketidakadilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah, memboroskan sumber-sumber negara, tidak mendorong perusahaan untuk berusahaterutama perusahaan asing, ketidakstabilan politik, pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak represif” Mulan, 1961 .Meskipun sebagian besar gambarannya di atas negatif, ada beberapa tanda-tanda positif. Pertama-tama perlu disebutkan bahwa ada dorongan besar dari rakyat Indonesia untuk memberantas korupsi di Indonesia dan media yang bebas memberikan banyak ruang untuk menyampaikan suara mereka pada skala nasional, sementara para lembaga media juga asyik berfokus pada skandal-skandal korupsi meskipun beberapa institusi media - yang dimiliki oleh politisi atau pengusaha - memiliki agendanya sendiri untuk melakukan hal ini. Dorongan rakyat untuk memberantas korupsi berarti bahwa "bersikap anti-korupsi" sebenarnya bisa menjadi vote-gainer pendulang suara yang penting bagi politisi yang bercita-cita tinggi. Terlibat atau disebutkan dalam kasus korupsi benar-benar bisa merusak karir karena dukungan rakyat akan merosot drastis. Efek samping negatif bagi perekonomian negara dari pengawasan publik ini yaitu pejabat pemerintah saat ini sangat berhati-hati dan ragu-ragu untuk mengucurkan alokasianggaran pemerintahan mereka, takut menjadi korban dalam skandal korupsi. Perilaku berhati-hati ini bisa disebut sebagai keberhasilan pengaruh KPK yang memantau aliran uang, tetapi juga menyebabkan belanja pemerintah yang dan rekomendasi dari permasalahan KKNPermasalahan KKN haruslah segera dihilangkan. Walaupun sulit terlihat, perilaku ini diharapkan mampu dihindari. Pertama, memperkuat keimanan dan budaya malu. Bagaimanapun juga, keimanan adalah benteng terbaik untuk mencegah perbuatan menipu. Karena orang yang imannya kuat takut terhadap adzab Allah dan merasa senantiasa diawasi oleh Allah meski tidak ada manusia yang system penggajian yang layak. Ketiga, hukuman yang berat. Tindak KKN ini termasuk dalam kelompok tindak pidana takzir. Oleh sebab itu, penentuan hukuman, sanksi diserahkan kepada pemerintah atau badan hukum yang berwenang. Dan yang keempat, kesadaran kolektif serta control public. Masyarakat harus aktif mengontrol kinerja atau apa-apa yang dilakukan juga harus trasnparan kepada masyarakat. Peran media disini sangat penting. Karakteristik intelektual juga mencakup kompetensi intelektual, memecahkan masalah dan alasan untuk mengubah perilaku belajar, dan perbedaan keterampilan proses berpikir individu. Jadi, “pendidikan disekolah membentuk karakteristik seorang anak agar memiliki karaktek yang baik dan tidak memiliki keinginan untuk melakukan kecuranga”.Nisa, choerun nur , Nadiroh, 2018KesimpulanKKN Korupsi, Kolusi, Nepotisme merupakan perilaku curang oleh perseorangan atau badan dimana memiliki tujuan yang buruk dengan maksud ingin menyenangkan dirisendiri maupun pihak lain yang terlibat. KKN dalam prakteknya mudah dilakukan karna kurangnya pengawasan serta luasnya peluang untuk melakukan. Peran pemerintah dan masyarakat bahkan media sangat penting dalam hal memberantas tindak KKN. Dimana adanya pengawasan, sanksi yang berat terhadap pelaku, control masyarakat kepada pemerintahan, dan juga penyebaran informasi mengenai kinerja pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal pemberantasan tindak KKN. Daftar PustakaMulan. 1961. No 2011. DEMOKRATISASI PENDIDIKAN. DEMOKRATISASI PENDIDIKAN, PERSPEKTIF PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.Nisa, choerun nur , Nadiroh, eko siswono. 2018. KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI HOTS TENTANG LINGKUNGAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG AKADEMIK SISWA. Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan, 19 no 2. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.